shelifestyle.id – Di era digital yang terus berkembang, tekanan dari pendapat orang lain menjadi salah satu tantangan utama yang dihadapi masyarakat. Meskipun kita tahu bahwa pandangan orang tidak selalu mencerminkan kebenaran, rasa ingin diterima membuat kita sering kali terjebak dalam pikiran tersebut.
Pengaruh lingkungan sosial dan media sosial telah memperkuat kecenderungan ini, membuat banyak orang lebih peduli terhadap pandangan orang lain dibandingkan dengan suara hati mereka sendiri.
Pengaruh Lingkungan Sosial
Salah satu alasan utama mengapa kita lebih mendengarkan omongan orang adalah karena dorongan dari lingkungan sosial. Dari kecil, kita diajarkan untuk selalu peduli pada apa yang orang lain pikirkan dan rasakan.
Pengalaman sehari-hari di masyarakat juga membentuk persepsi kita. Ketika kita banyak berinteraksi, banyak pengaruh dari grup teman, keluarga, maupun rekan kerja yang membentuk cara pandang kita.
Misalnya, ketika kita mengenakan pakaian baru dan teman-teman memberi pujian, kita merasa bahagia. Namun, jika mereka berkomentar negatif, kita bisa jadi merasa tidak percaya diri dan tertekan.
Media Sosial dan Perbandingan Sosial
Perkembangan media sosial juga memengaruhi cara kita memandang diri sendiri. Dalam platform seperti Instagram atau TikTok, kita sering kali membandingkan hidup kita dengan orang lain yang terlihat lebih sukses.
Rasa iri dan insecure ini muncul karena kita hanya melihat sisi glamor dari kehidupan orang lain, tanpa mengetahui tantangan yang mereka hadapi. Akibatnya, kita sering kali lebih memedulikan opini orang lain daripada percaya pada diri sendiri.
Apalagi, komentar dan pengaruh negatif di media sosial dapat memperparah perasaan ini. Ketika ada orang yang memberi komentar buruk tentang penampilan atau keahlian kita, dampaknya bisa sangat besar.
Kebutuhan untuk Diterima
Semua orang ingin merasa diterima dan dicintai. Kebutuhan ini sering mendorong kita untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang lain, bahkan jika itu berarti mengorbankan diri sendiri.
Ketika kita lebih peduli pada omongan orang, kita bisa jadi kehilangan jati diri kita. Kita cenderung ingin menyenangkan orang lain daripada mendengarkan suara dan keinginan kita sendiri.
Di sisi lain, ketika kita belajar untuk lebih mencintai diri sendiri, kita bisa mengurangi ketergantungan pada omongan orang. Kita mungkin tidak akan sepenuhnya mengabaikan pendapat orang lain, tetapi kita bisa lebih bijak dalam menanggapi kritik dan pujian.