shelifestyle.id – Di era digital saat ini, fenomena ghosting semakin marak terjadi dalam hubungan antarpersonal. Banyak orang mengalami kebingungan dan rasa sakit hati yang mendalam akibat praktik ini.
Psikolog menjelaskan bahwa ghosting bukan sekadar tindakan menghilang, melainkan juga mencerminkan tantangan dalam komunikasi interpersonal di dunia modern.
Apa Itu Ghosting?
Ghosting adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana seseorang tiba-tiba memutuskan semua komunikasi tanpa memberikan penjelasan. Hal ini sering terjadi dalam hubungan romantis, tetapi juga bisa terjadi dalam persahabatan dan hubungan profesional.
Praktik ini sering meninggalkan pihak yang ditinggalkan merasa bingung, tidak berdaya, dan berkecil hati. Menurut Dr. Andani, seorang psikolog, ghosting dapat mengganggu rasa percaya diri dan kesehatan mental individu yang mengalaminya.
Dampak Emosional dari Ghosting
Salah satu efek psikologis paling umum dari ghosting adalah kehilangan rasa percaya diri. Bagi yang mengalami, bisa memunculkan rasa tidak berharga dan pertanyaan tentang apa yang salah dengan diri mereka.
Selain itu, ghosting dapat menyebabkan kecemasan dan depresi. Dr. Andani menyatakan, ‘Rasa ditolak yang ditimbulkan oleh ghosting bisa berakibat jangka panjang pada kesehatan mental seseorang.’
Mengapa Ghosting Terjadi?
Ada beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk melakukan ghosting. Salah satunya adalah ketidakmampuan untuk menghadapi konflik atau memberikan penjelasan yang mungkin menyakitkan bagi pihak lain.
Dr. Andani menambahkan, ‘Ciri khas masyarakat saat ini adalah komunikasi yang dilakukan semakin singkat dan banyak yang merasa kesulitan untuk menjalin hubungan yang lebih dalam.’ Hal ini membuat orang lebih memilih jalan pintas, seperti ghosting.