shelifestyle.id – Fenomena scrolling media sosial tanpa henti seakan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup sehari-hari. Namun, apa yang sebenarnya mendorong kita untuk terus melakukannya tanpa tujuan yang jelas?
Kebiasaan ini bisa jadi pertanda kita menghindar dari perasaan atau masalah yang perlu dihadapi. Mari kita telaah lebih dalam tentang fenomena ini.
Mengapa Kita Terjebak dalam Scrolling?
Scrolling tanpa henti sering kali dimulai dari rasa bosan atau keinginan untuk terhibur. Media sosial dirancang untuk menarik perhatian kita dengan konten yang menarik dan relevan.
Ketika kita terus menggulir layar, dopamin—hormon yang berkaitan dengan rasa bahagia—akan semakin meningkat. Ini menciptakan efek ‘high’ sementara, yang membuat kita sulit untuk berhenti.
Banyak di antara kita juga mencari koneksi atau pengakuan melalui interaksi di media sosial. Ketika memiliki banyak follower atau likes, kita merasa diakui dan lebih percaya diri.
Apakah Ini Pelarian dari Diri Sendiri?
Banyak ahli psikologi berpendapat bahwa scrolling yang berlebihan bisa jadi tanda kita sedang menghindar dari masalah yang lebih mendalam. Ketika terlalu fokus pada dunia maya, kita cenderung mengesampingkan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Perasaan cemas, kesepian, atau bahkan depresi sering hadir saat kita sulit berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Scrolling menjadi cara sederhana untuk ‘kabur’ dari kenyataan tersebut.
Lebih jauh lagi, ini berpotensi memicu masalah baru. Kecanduan media sosial dapat merusak kemampuan berinteraksi sosial secara langsung, membuat kita merasa semakin terasing.
Solusi untuk Mengatasi Kebiasaan Ini
Salah satu cara untuk mengurangi kebiasaan scrolling adalah dengan menetapkan batasan waktu saat menggunakan media sosial. Misalnya, kita bisa mulai dengan menentukan waktu sehari untuk berselancar di internet.
Mengalihkan perhatian dengan hobi lain juga bisa menjadi solusi. Kegiatan seperti membaca buku, berolahraga, atau berbicara dengan teman secara langsung dapat membantu kita terhubung kembali dengan diri sendiri.
Mencari dukungan dari teman atau ahli juga penting. Jika merasa terjebak terlalu dalam dalam dunia maya, jangan ragu untuk berbagi perasaan dengan orang terdekat.