shelifestyle.id – Proyek pembangunan seawall sepanjang 700 kilometer di pulau Jawa menjadi sorotan utama karena tingginya ancaman banjir di sejumlah daerah. Banyak pihak mempertanyakan efektivitas dan kelayakan proyek ini dalam melindungi wilayah pesisir.
Dengan curah hujan yang semakin meningkat dan dampak perubahan iklim yang nyata, pemerintah berupaya melindungi masyarakat pesisir. Namun, muncul pertanyaan apakah seawall ini benar-benar merupakan solusi jangka panjang yang dibutuhkan.
Mengapa Seawall Dibangun?
Proyek seawall ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat pesisir dari banjir dan kenaikan permukaan laut. Beberapa daerah di Jawa, seperti Jakarta, mengalami banjir yang semakin parah setiap tahun.
Dampak dari perubahan iklim yang semakin nyata membuat pembangunan infrastruktur untuk melindungi komunitas menjadi sangat mendesak. Harapan tinggi diletakkan pada seawall untuk mengurangi risiko banjir yang kerap terjadi.
Tantangan dalam Pembangunan Seawall
Meskipun proyek ini menjanjikan, banyak tantangan yang dihadapi dalam proses pembangunannya. Salah satu tantangan utama adalah pendanaan yang diperlukan sangat besar dan tidak semua pihak setuju dengan alokasi anggaran.
Di samping itu, ada aspek teknis seperti pemilihan lokasi, teknik konstruksi, dan dampak ekologis terhadap lingkungan sekitar yang perlu diperhatikan. Mantan kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengungkapkan, ‘Tidak semua wilayah pesisir bisa memiliki seawall yang efektif tanpa memperhatikan lingkungan.’
Apakah Seawall Cukup Efektif?
Walaupun seawall bisa mengurangi dampak banjir, sebagian ahli mengingatkan bahwa ini bukan satu-satunya solusi. Diskusi mengenai metode lain seperti restorasi ekosistem mangrove dan pengelolaan daerah tangkapan air semakin relevan.
Sebuah studi menunjukkan bahwa kombinasi antara pembangunan fisik dan pengelolaan lingkungan lebih efektif dalam jangka panjang. Peneliti menyarankan, ‘Kita perlu berpikir jangka panjang dan tidak hanya mengandalkan struktur yang dibangun.’